Setelah di jurnal sebelumnya para mahasiwi Bunda salihah diminta untuk memetakan masalah dan menuliskannya dalam problem statement, maka untuk kali ini para mahasiswi diminta untuk mencari tim untuk merumuskan solusi dari problem statementnya.
Ini tentu bukan hal yang mudah, tetapi sangat menantang. Ketika orang-orang yang memiliki problem yang sama, ataupun memiliki kepedulian di masalah yang sama, berkumpul dan membentuk tim. Dalam tahap ini, mahasiswi tidak diperkenankan mencari tim dari sesama calon ibu pembaharu. Tetapi dari awal disiapkan untuk menjadi change maker, mengajak orang melalui kampanye. Kami para mahasiswi sebagai founder gerakan sekaligus sebagai leader. Sedangkan para anggotanya berkedudukan setara dengan melalui kolaborasi, tidak ada unsur perintah memerintah, tapi bagaimana semua pihak berkontribusi dalam gerakan sesuai peran.
Aku menyusun user persona yang akan menjadi dasar aku mengambil langkah ke depan.
Setelah itu aku menyusun story board atas apa yang aku rencanakan menjadi bahan kampanye. Ini tuh semacam garis besar isi kampanye di sosial media. Kenapa dibuat ini, supaya tidak melenceng dari rencana yang telah digariskan
Maka tibalah aku harus melakukan kampanye. Kampanye yang aku lakukan adalah dapat diperiksa di tautan sbb:
https://www.instagram.com/reel/CvEnvPkOMfC/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Selain kampanye di sosial media yang aku miliki, aku juga kampanye di grup Hima Bersama Bandung Raya, tentunya dengan meminta izin dan difasilitasi oleh Tim Hima/admin. Selain itu aku juga melamar Orang yang aku bidik melalui diskusi . kenapa membidik tokoh tersebut yang nota bene seorang bu RW ? Karena beliau dapat dikatakan tim ahli atau praktisi yang telah menjalankan solusi sampah di RW nya. Meskipun demikian belum tentu solusi yang beliau telah terapkan dapat diterapkan di tim kami, mengingat dan menimbang kekuatan tim ini.
Akupun membuat rancangan soft skill dan hard skill yang dibutuhkan untuk menjalankan gerakan ini. Beberapa yang aku tulis adalah untuk soft skill diperlukan kemampuan beradaptasi, baik dengan sesama anggota tim maupun dalam gerakan ke depan, kemudian komunikasi dan berpikir kreatif, team work tentu saja dan time management serta problem solving.
Sedangkan untuk hard skill aku membutuhkan kemampuan marketing dan networking, desain materi edukasi, membuat konten edukasi sesuai materi, dan memastikan sosial media tetap berjalan hingga menuliskannya di sebuah website / blog.
Alhamdulillah untuk tahap awal telah terbentuk tim yang mencukupi untuk menjalankan gerakan ini. Sejujurnya aku tidak menutup diri untuk perekrutan anggota tim baru, tergantung gerakan ini akan membesar seperti apa. yang diharapkan adalah dapat berkembang secara massif, dan membuat perubahan di banyak keluarga, minimal di cara pandangnya tentang sampah, syukur syukur hingga tahap pemilahan dan pengolahan.
Bisa jadi masalah yang aku angkat ini bukan masalah baru, tetapi sangat dimungkinkan, solusi yang ditawarkan oleh tim kami nanti, menjadi solusi yang membahagiakan buat kami sendiri, maupun buat mereka yang memiliki permasalahan sama dengan gerakan tim ini.
HIngga saat ini tim belum merumuskan ataupun memutuskan nama gerakan. Pertemuan pekan ini baru sebatas kenalan dan saya menjelaskan lebih dalam mengenai gerakan ini. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan mereka untuk berkolaborasi.
Alhamdulillah tim sudah ditemukan. Sudah dipertemukan. Siap membuat gerakan. Karena Every mother is a change maker.
No comments:
Post a Comment